Jakarta, 8/2/2011 (Kominfo-Newsroom) Pemerintah Republik Indonesia dan Swedia sepakat untuk mendorong peningkatan kerjasama ekonomi dan perdagangan dengan mengusung tujuan Green Economics antar kedua negara.
Kami menekankan ini merupakan komitmen Pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuan pembangunan dengan cara-cara berkesinambungan yang menekankan pada tiga pilar, yaitu pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan yang saling mendukung, tutur Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu didampingi Menteri Perdagangan Swedia Ewa Björling, ketika memberikan keterangan kepada wartawan di Jakarta, Selasa (8/2).
Kunjungan Mendag Swedia kali ini merupakan yang terbesar denganmenyertakan 25 delegasi pemerintah dan bisnis Swedia yang tertarik mengadakan kemitraan dengan Indonesia. Kunjungan Menteri Swediasangat strategis, karena perdagangan kedua negara semakin berkembang serta potensi untuk terus meningkat. Oleh karena itu,sektor swasta di Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan fasilitastersebut untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara, tambahMari.
Menteri Perdagangan kedua negara membicarakan beberapa hal,antara lain perkembangan perdagangan bilateral, perkembangan ASEANdalam ASEAN Economic Community 2015, hubungan bilateral Indonesia-Uni Eropa, perkembangan DDA-WTO serta beberapa isubilateral kedua negara lainnya, seperti akses pasar produk-produk Indonesia ke Uni Eropa.
Menurut Mari, Swedia merupakan satu negara di Eropa yang sangat maju dan inovatif di bidang teknologi ramah lingkungan. Mereka tertarik mengajak Indonesia bekerjasama di beberapa bidang terkait konsep ramah lingkungan, antara lain di bidang inovasi teknologi,green infrastructure, urban living dan green energy.
Perdagangan bilateral Indonesia-Swedia selama periode 2005-2009 menunjukkan pertumbuhan sebesar 11,5%. Total perdagangan keduanegara pada 2009 sebesar US$856,6 juta dengan nilai ekspor US$144,3juta dan impor US$712,3 juta atau turun sebesar 26,5% dibandingkan tahun 2008 sebesar US$1.165,1 juta.
Pada periode Januari-November 2010 total perdagangan keduanegara tercatat sebesar US$809,1 juta, naik 2,2% dibanding periodeyang sama pada tahun 2009 sebesar US$791,8 juta. (T.Ve/Gro/dry)
0 komentar:
Posting Komentar