Rumah dan Gedung yang Hemat Energi


Okefox.blogspot.com | Rumahku adalah istanaku. Betul begitu,teman-teman? Ya, sederhana dan semegah apapun rumah kita,itu adalah tempat berteduh kita. Oho, sehingga kita semua terlindung dari guyuran air hujan, sengatan sinar matahari, maupun terpaan angin yang terus-menerus. Tentu kita ingin tinggal dirumah  yang sehat,aman, dan nyaman. Eh, tapi untuk zaman sekarang masih ada satu syarat lagi yang sebaiknya kita penuhi. Yakni sebaiknya rumah yang kita tempati adalah rumah hemat energi. Apa maksudnya?
Sehari-hari, kita lebih banyak tinggal dirumah.

Maka sebaiknya kita berusaha agar rumah kita dalam keadaan baik dan sehat. Artinya, keadaan didalam rumah (ineterior) maupin di luar rumah (eksterior) memenuhi syarat kesehatan. Misalnya, sudahkah didalam ruangan dan kamar kita cukup dialiri udara segar sehingga tidak pengap, Apakah penerangan dirumah kita juga memadai sehingga tidak remang-remang bahkan gelap? Kemudian,keadaan di luar rumah (Lingkungan Terdekat) juga sangat penting. Misalnya, got di luar rumah kita sebaiknya mengalir lancar. Atau di halaman rumah kita ,meski mungkin hanya sempit ada sejumlah tanaman dalam pot. Tentu, kalau halaman rumah kita cukup luas kita bisa lebih leluasa memelihara aneka tanaman, sehingga halaman menjadi teduh dan asli.

Hubungan antara sehat dan hemat energi itu sangat dekat lho. Nah, agar rumah kita selalu sehat dan hemat energi sebaiknya ada cukup aliran udara segar melalui pintu,jendela yang besar, dan juga ventilasi (lubang udara). Dengan begitu, rumah kita tidak terlalu tergantung dengan alat pendingin udara (AC). Jendela yang besar akan membuat ruangan/kamar tampak terang di pagi dan siang hari,sehingga tidak terlalu banyak listrik yang terpakai.

Di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat , kesadaran untuk membangun rumah rumah yang sehat dan hemat energi sudah melekat di dalam masyarakat. Sebelum membangun,setiap jengkal tanah telah mereka pikirkan masak-masak. Misalnya, pemilihan bahan bangunan, pengaturan silkurasi (aliran) udara, sinar matahari yang masuk dan sebagainya. Termasuk pengaturan letak tanaman.

Green building

Saat ini para arsitek dan ahli bangunan di negara kitapun mulai memikirkan bagaimana membangun gedung maupun rumah yang hemat energi. Ya, mengingat masyarakat kita tergolong konsumen yang sangat boros dalam penggunaan energi listrik jika dibandingkan dengan negara lain. Akibatnya, pemakaian listrik meningkat terus dari tahun ke tahun, iya kan? Coba kita periksa rumah kita masing-masing.

Dari segi bentuk bangunan (arsitektur), para arsitektur terus berusaha mengoptimalkan penerangan alami dan penghawaan (aliran udara) alami,juga memperhitungkan penghematan energi listrik. Untuk pembangkitan energi, di atap-atap grdung dipasang alat yang menggunakan terknologi sel surya untuk mendinginkan ruangan dan menyimpan energi untuk listrik (penerangan).

Penggunaan teknologi sel surya ini memiliki banyak manfaat. Selain untuk penerangan, nergi panas matahari juga dipakai untuk menjalankan chiller (mesin AC). Hayo, mengapa dipilih teknologi surya? Ya, karena sel surya sebagai sumber energi bisa diperoleh dengan Cuma-Cuma (gratis) di daerah tropis,seperti negara kita (Indonesia).

Di negara-negara maju,memang berkembang pesat konsep (pemikiran) pembangunan gedung atau rumah yang hemat energi. Konsep itu disebut konsep Green Building. Di samping berguna untuk penghematan energi, gedung dan rumah rumah yang menggunkan green building berguna untuk penyerapan CO2 (karbon dioksida).

Gedung-gedung bertingkat

Di kota-kota besar di dunia ini banyak menjulang gedung-gedung bertingkat. Di Surabaya misalnya,berdiri gedung bertingkat 14 yang bernama Graha Pangeran. Gedung ini menerapkan rancangan khusus AC, lift, pompa dan penerangan dihemat sedemikian rupa tanpa mengganggu kerja para karyawan gedung perkantoran tersebut.

Eco Village
Di Hongkong,kini juga sudah bermunculan gedung atau bangunan yang ramah lingkungan dan juga hemat energi. Misalnya, gedung beringkat 23 lantai Lincoln House dan Business Enveronmental Council Building yang berbentuk seperti donat. Dalam gedung itu lebih banyak digunakan sirkulasi alami daripada pemakaiaan AC.

Juga di Jepang terdapat kawasan hunian berupa perumahan bertingkat (flat) yang di sebut Eco Village. Bangunan di Eco village memakai atap berlapis rumput dan sirkulasi udaranya sangat lancar ke dalm ruang-ruang pada kawasan hunian itu, hijau dan segar.



Bagaimanakah pendapat anda tentang ini?

ads

Ditulis Oleh : okeFox Hari: Minggu, Maret 13, 2011 Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 

Translate

Okefox Statistik